![]() |
suasana doa bersama untuk rohingya |
Sebagaimana bangsa Palestina, masyarakat Rohingya hingga detik ini belum merasakan nikmatnya kehidupan damai. Perbedaannya, rakyat Palestina melawan invasi bangsa asing, sedangkan di Rakhine, masyarakat Rohingya dibantai bangsa sendiri, sesama warga negara Myanmar.
Menanggapi permasalahan itu komisariat perbatasan nunaukan cabang tarakan menggelar aksi solidaritas untuk rohingya bertempat di tugu dwikora kab nunukan (6/9/2017).
Secara antropologis, PMII mencermati bahwa masyarakat Rohingya memang memiliki akar ras dan budaya yang berbeda dari kebanyakan masyarakat Myanmar. Masyarakat Rohingya, yang kebanyakan adalah keturunan Bangladesh, bukan cuma menjadi minoritas secara ras, akan tetapi perbedaan agama juga menjadi alat penguat perbedaan selanjutnya, minoritas muslim dalam komunitas mayoritas penganut Budha.
Selain permasalahan di atas, PMII menilai bahwa kepentingan ekonomi menjadi masalah yang melibatkan lebih banyak pihak luar negara. Myanmar menjadi negara ketiga yang memiliki program eksploitasi besar-besaran sumber daya alam dalam negeri setelah India dan Cina. Kebijakan yang tentu saja mengundang banyak kepentingan investor luar negeri.
Hal ini membuat beberapa negara berkepentingan yang sudah berinvestasi di Myanmar seperti memilih sikap diam atas konflik mengerikan ini. Dari dalam kepentingan ekonomi asing diperkuat dengan kekuatan rezim militer Myanmar. Military-economic interest, atau kepentingan ekonomi militer menjadi momok menakutkan dalam sejarah panjang konflik Myanmar.
Sejak 2012 Pembunuhan dan pengusiran masal terjadi. Terhitung 160 ribu warga Rohingya terusir dari tanah mereka dan mencari suaka ke beberapa negara tetangga seperti Indonesia, Bangladesh dan Thailand.
yang harus digaris bawahi Aksi ini bukanlah atas nama Agama, melainkan atas nama kemanusiaan,,!!! *RA*
Add comment